Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang
paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari
generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini,
tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat istiadat atau
kebiasaan yang turun temurun masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu
masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah.
Di
dalam masyarakat daerah Cilegon terdapat macam-macam tradisi, yaitu:
1. Tradisi
Ketika Sedang Hamil
Hamil atau mengandung adalah impian bagi setiap
wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah mempunyai suami. Dalam setiap
Negara ada berbagai tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang
hamil. Biasanya masyarakat di daerah Kota Cilegon ketika hamil mengkuti tradisi
atau kebiasaan-kebisaan sebagai berikut:
a) Ketika
sedang ada gerhana biasanya wanita-wanita hamil bersembunyi dibawah ranjang.
b) Ketika
ada gempa perut wanita-wanita yang sedang hamil diolesi kunyit, untuk
menghindari supaya bayinya tidak bopeng.
c) Setiap
wanita-wanita yang sedang hamil tidak diperbolehkan di tempat duduk yang panas,
karena orang-orang zaman dahulu mengatakan bahwa jika duduk di tempat duduk yang panas tersebut
nanti ari-ari bayi didalam kandungan tersebut nempel di rahim ibunya.
d) Wanita-wanita
yang sedang hamil di isyaratkan untuk memakan jengger ayam, supaya ketika
lahiran sang ibu tenang.
e) Wanita-wanita
yang sedang hamil tidak boleh mengurai rambutnya, karena orang tua zaman
terdahulu mengatakan bahwa jika rambutnya di urai nanti takutnya bayinya mati
di dalam rahim.
f) Ketika
wanita-wanita sedang hamil disarankan untuk mebawa magnet & gunting atau
biasa yang di sebut kundang
kemanapun, supaya wanita yang sedang hamil tersebut terhindar dari roh-roh
halus.
g) Wanita-wanita
yang sedang hamil tidak boleh untuk keluar malam.
h) Wanita-wanita
yang sedang hamil tidak boleh untuk duduk di pintu.
i)
Wanita-wanita yang sedang hamil dilarang
untuk merendam baju, karena orang tua pada zaman dahulu mengatakan bahwa jika
wanita yang sedang hamil merendam baju di khawatirkan nanti anak bayinya
mempunyai lemak yang banyak.
j)
Ketika wanita hamil yang umur
kandungannya sudah mencapai empat bulan, biasanya masyarakat tersebut
mengadakan syukuran yang dinamakan empat bulanan dilengkapi dengan membuat punar yaitu membuat nasi kuning, dan
membuat kue kelepon.
k) Selain
tradisi empat bulanan ada juga tradisi tujuh bulanan, yaitu diadakan ketika umur kandungan sudah mencapai tujuh
bulan. Sama halnya seperti empat bulanan, tradisi tujuh bulanan pun mengadakan
syukuran, tetapi menyediakan perlengkapan yang berbeda. Tradisi tujuh bulanan
dilengkapi dengan membuat rujak buah yang isinya berupa tujuh macam buah-buahan
dan membaca yasinan.
l)
Dalam masyarakat daerah Cilegon,
wanita-wanita hamil dilarang memakan encung/terong, karena orang tua zaman
dahulu mengatakan bahwa jika memakan encung/terong tersebut dikhawatirkan
anaknya lemah.
2. Tradisi
dalam Bulan-bulan Islam
Dalam adat Jawa ada yang namanya bulan-bulan Islam,
biasanya seluruh masyarakat mempunyai berbagai macam tradisi untuk memperingati
bulan-bulan Islam tersebut. Berikut beberapa tradisi bulan-bulan Islam yang
terdapat dalam masyarakat Cilegon:
a) Pada
bulan Mulud terdapat tradisi yang dinamakan Maulid Nabi, yang biasanya
masyarakat mengadakan acara yang di sebut arak-arakan Panjang Maulid. Yang dilakukan masyarakat yaitu membuat macam-macam
hiasan, seperti menghias telur dan bias juga menghias tempat yang akan
dijadikan untuk acara arak-arakan tersebut. Didalam termpat tersebut diberi isi
dengan makanan-makanan yang berupa beras, telur yang dihias tersebut, dan
macam-macam sembako lainnya. Yang nantinya akan di arak warga-warga diramaikan
dengan menggunakan alat musik rabbana.
b) Selain
itu ada juga bulan Mulud yang dinamakan Mulud Fatimah, dalam bulan Mulud
Fatimah tersebut terdapat tradisi yaitu biasanya masyarakat membuat nasi
beserta lauknya yang nantinya akan diadakan pengajian di masjid atau biasa
disebut riungan.
c) Pada
bulan Safar ada suatu tradisi yang diberi nama satu Sura’, dalam tradisi satu
Sura’ tersebut biasanya masyarakat akan membuat bubur sura’, yaitu bubur yang
terbuat dari berbagai macam biji-bijian yang di campur beras.
d) Pada
bulan Rajab terdapat suatu tradisi masyarakat yaitu masyarakat akan membuat
nasi beserta lauk pauknya yang nantinya akan diadakan pengajian di masjid atau
biasa disebut riungan.
e) Pada
bulan Rowah sama seperti halnya pada bulan Rajab, di bulan Rowah pun biasanya
masyarakat membuat nasi beserta lauk pauknya yang nantinya akan diadakan
pengajian di masjid atau biasa disebut riungan.
f)
Pada bulan Ramadhan terdapat suatu
tradisi yaitu tradisi qunutan,
tradisi qunutan tersebut dilaksanakan
pada pertengahan atau lima belas harinya bulan Ramadhan. Dalam tradisi qunutan tersebut biasanya masyarakat
membuat ketupat & lepet yang terbuat dari beras ketan. Biasanya diadakan pengajian
di masjid atau biasa disebut riungan.
Selain tradisi-tradisi yang ada di kota saya yaitu
Kota Cilegon, saya pun menanyakan tradisi-tadisi yang terdapat dikampung
halaman tetangga-tetangga saya, seperti di daerah Jawa, Batak, dan Lampung.
Berikut penjelasan tradisi-tradisi tersebut.
I.
Tradisi dalam Adat Jawa
a. Didalam
adat Jawa tersebut ada yang namanya tradisi sekaten,
yaitu memperingati salah satu bulan Islam yaitu bulan Suro. Menjelang bulan
Suro biasanya masyarakat Jawa membuat arak-arakan.
b. Ada
yang namanya tradisi ruwatan, yaitu
merupakan upacara tolak bala bagi masyarakat daerah Jawa Tengah.
c.
Ada yang namanya tradisi grebek, yaitu memperingati salah satu
bulan Islam yaitu bulan Syawal, tepatnya memperingati satu syawal, biasanya
masyarakat Jawa mengadakan syukuran.
d.
Dalam tradisi pernikahan di adat
Jawa terdapat tradisi yang bernama midodaremi,
yaitu pertemuan kedua mempelai untuk dipingit selama 40 hari dan selanjutnya
biasanya dalam adat Jawa mengadakan siraman antara kedua mempelai.
e.
Dalam masyarakat Jawa Tengah,
ketika wanita hamil usia kandungannya sudah mencapai tujuh bulan, biasanyanya
mengadakan tradisi memecahkan degan atau kelapa muda, dan sang ibu pun mandi
dengan bunga tujuh rupa.
f.
Dalam tradisi adat Jawa, pada saat
usia anak mencapai umur satu tahun, biasanya keluarga masyarakat Jawa
mengadakan tradisi injek tanah.
II.
Tradisi dalam Adat Lampung
Dalam masyarakat daerah Lampung ada
yang namanya tradisi sebambangan, yaitu laki-laki membawa lari anak gadis yang
akan dinikahinya. Si perempuan tersebut menulis surat dan meninggalkan surat
tersebut untuk orang tuanya yang disimpan dibawah bantalnya.
III.
Tradisi dalam Adat Batak
a. Dalam
masyarakat daerah Batak dalam pernikahannya disuguhkan daging babi tetapi tubuh
babi tersebut tetap utuh hingga kepala babinya pun tetap utuh ke tamu-tamu yang
dating ke acara pernikahan tersebut.
b. Dalam
masyarakat Batak ketika menikah kedua mempelai diberi kain ulos
c. Dalam
masyarakat Batak ketika semua anaknya sudah menikah diadakan syukuran, yang menandakan
berarti semua tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sudah lepas.
d. Dalam
masyarakat Batak pada saat usia kandungan mencapai 7 bulan keluarga mempelai
disuguhkan ikan mas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar