Senin, 26 Desember 2016

Tradisi Masyarakat



Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat istiadat atau kebiasaan yang turun temurun masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Di dalam masyarakat daerah Cilegon terdapat macam-macam tradisi, yaitu:
1.      Tradisi Ketika Sedang Hamil
Hamil atau mengandung adalah impian bagi setiap wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah mempunyai suami. Dalam setiap Negara ada berbagai tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang hamil. Biasanya masyarakat di daerah Kota Cilegon ketika hamil mengkuti tradisi atau kebiasaan-kebisaan sebagai berikut:
a)      Ketika sedang ada gerhana biasanya wanita-wanita hamil bersembunyi dibawah ranjang.
b)      Ketika ada gempa perut wanita-wanita yang sedang hamil diolesi kunyit, untuk menghindari supaya bayinya tidak bopeng.
c)      Setiap wanita-wanita yang sedang hamil tidak diperbolehkan di tempat duduk yang panas, karena orang-orang zaman dahulu mengatakan bahwa  jika duduk di tempat duduk yang panas tersebut nanti ari-ari bayi didalam kandungan tersebut nempel di rahim ibunya.
d)     Wanita-wanita yang sedang hamil di isyaratkan untuk memakan jengger ayam, supaya ketika lahiran sang ibu tenang.
e)      Wanita-wanita yang sedang hamil tidak boleh mengurai rambutnya, karena orang tua zaman terdahulu mengatakan bahwa jika rambutnya di urai nanti takutnya bayinya mati di dalam rahim.
f)       Ketika wanita-wanita sedang hamil disarankan untuk mebawa magnet & gunting atau biasa yang di sebut kundang kemanapun, supaya wanita yang sedang hamil tersebut terhindar dari roh-roh halus.
g)      Wanita-wanita yang sedang hamil tidak boleh untuk keluar malam.
h)      Wanita-wanita yang sedang hamil tidak boleh untuk duduk di pintu.
i)        Wanita-wanita yang sedang hamil dilarang untuk merendam baju, karena orang tua pada zaman dahulu mengatakan bahwa jika wanita yang sedang hamil merendam baju di khawatirkan nanti anak bayinya mempunyai lemak yang banyak.
j)        Ketika wanita hamil yang umur kandungannya sudah mencapai empat bulan, biasanya masyarakat tersebut mengadakan syukuran yang dinamakan empat bulanan dilengkapi dengan membuat punar yaitu membuat nasi kuning, dan membuat kue kelepon.
k)      Selain tradisi empat bulanan ada juga tradisi tujuh bulanan,  yaitu diadakan  ketika umur kandungan sudah mencapai tujuh bulan. Sama halnya seperti empat bulanan, tradisi tujuh bulanan pun mengadakan syukuran, tetapi menyediakan perlengkapan yang berbeda. Tradisi tujuh bulanan dilengkapi dengan membuat rujak buah yang isinya berupa tujuh macam buah-buahan dan membaca yasinan.
l)        Dalam masyarakat daerah Cilegon, wanita-wanita hamil dilarang memakan encung/terong, karena orang tua zaman dahulu mengatakan bahwa jika memakan encung/terong tersebut dikhawatirkan anaknya lemah.

2.      Tradisi dalam Bulan-bulan Islam
Dalam adat Jawa ada yang namanya bulan-bulan Islam, biasanya seluruh masyarakat mempunyai berbagai macam tradisi untuk memperingati bulan-bulan Islam tersebut. Berikut beberapa tradisi bulan-bulan Islam yang terdapat dalam masyarakat Cilegon:
a)      Pada bulan Mulud terdapat tradisi yang dinamakan Maulid Nabi, yang biasanya masyarakat mengadakan acara yang di sebut arak-arakan Panjang Maulid. Yang dilakukan masyarakat yaitu membuat macam-macam hiasan, seperti menghias telur dan bias juga menghias tempat yang akan dijadikan untuk acara arak-arakan tersebut. Didalam termpat tersebut diberi isi dengan makanan-makanan yang berupa beras, telur yang dihias tersebut, dan macam-macam sembako lainnya. Yang nantinya akan di arak warga-warga diramaikan dengan menggunakan alat musik rabbana.
b)      Selain itu ada juga bulan Mulud yang dinamakan Mulud Fatimah, dalam bulan Mulud Fatimah tersebut terdapat tradisi yaitu biasanya masyarakat membuat nasi beserta lauknya yang nantinya akan diadakan pengajian di masjid atau biasa disebut riungan.
c)      Pada bulan Safar ada suatu tradisi yang diberi nama satu Sura’, dalam tradisi satu Sura’ tersebut biasanya masyarakat akan membuat bubur sura’, yaitu bubur yang terbuat dari berbagai macam biji-bijian yang di campur beras.
d)     Pada bulan Rajab terdapat suatu tradisi masyarakat yaitu masyarakat akan membuat nasi beserta lauk pauknya yang nantinya akan diadakan pengajian di masjid atau biasa disebut riungan.
e)      Pada bulan Rowah sama seperti halnya pada bulan Rajab, di bulan Rowah pun biasanya masyarakat membuat nasi beserta lauk pauknya yang nantinya akan diadakan pengajian di masjid atau biasa disebut riungan.
f)        Pada bulan Ramadhan terdapat suatu tradisi yaitu tradisi qunutan, tradisi qunutan tersebut dilaksanakan pada pertengahan atau lima belas harinya bulan Ramadhan. Dalam tradisi qunutan tersebut biasanya masyarakat membuat ketupat & lepet yang terbuat dari beras ketan. Biasanya diadakan pengajian di masjid atau biasa disebut riungan.


Selain tradisi-tradisi yang ada di kota saya yaitu Kota Cilegon, saya pun menanyakan tradisi-tadisi yang terdapat dikampung halaman tetangga-tetangga saya, seperti di daerah Jawa, Batak, dan Lampung. Berikut penjelasan tradisi-tradisi tersebut.
       I.            Tradisi dalam Adat Jawa
a.       Didalam adat Jawa tersebut ada yang namanya tradisi sekaten, yaitu memperingati salah satu bulan Islam yaitu bulan Suro. Menjelang bulan Suro biasanya masyarakat Jawa membuat arak-arakan.
b.      Ada yang namanya tradisi ruwatan, yaitu merupakan upacara tolak bala bagi masyarakat daerah Jawa Tengah.
c.       Ada yang namanya tradisi grebek, yaitu memperingati salah satu bulan Islam yaitu bulan Syawal, tepatnya memperingati satu syawal, biasanya masyarakat Jawa mengadakan syukuran.
d.      Dalam tradisi pernikahan di adat Jawa terdapat tradisi yang bernama midodaremi, yaitu pertemuan kedua mempelai untuk dipingit selama 40 hari dan selanjutnya biasanya dalam adat Jawa mengadakan siraman antara kedua mempelai.
e.       Dalam masyarakat Jawa Tengah, ketika wanita hamil usia kandungannya sudah mencapai tujuh bulan, biasanyanya mengadakan tradisi memecahkan degan atau kelapa muda, dan sang ibu pun mandi dengan bunga tujuh rupa.
f.        Dalam tradisi adat Jawa, pada saat usia anak mencapai umur satu tahun, biasanya keluarga masyarakat Jawa mengadakan tradisi injek tanah.

    II.            Tradisi dalam Adat Lampung
Dalam masyarakat daerah Lampung ada yang namanya tradisi sebambangan, yaitu laki-laki membawa lari anak gadis yang akan dinikahinya. Si perempuan tersebut menulis surat dan meninggalkan surat tersebut untuk orang tuanya yang disimpan dibawah bantalnya.
 III.            Tradisi dalam Adat Batak
a.       Dalam masyarakat daerah Batak dalam pernikahannya disuguhkan daging babi tetapi tubuh babi tersebut tetap utuh hingga kepala babinya pun tetap utuh ke tamu-tamu yang dating ke acara pernikahan tersebut.
b.      Dalam masyarakat Batak ketika menikah kedua mempelai diberi kain ulos
c.       Dalam masyarakat Batak ketika semua anaknya sudah menikah diadakan syukuran, yang menandakan berarti semua tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sudah lepas.
d.      Dalam masyarakat Batak pada saat usia kandungan mencapai 7 bulan keluarga mempelai disuguhkan ikan mas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar