Dahrendorf
membedakan tiga tipe besar kelompok. Yang pertama adalah kelompok semu, atau “sekumpulan orang yang menduduki posisi dengan
kepentingan peran yang identik” (Dahrendorf, 1959: 180). Ada alasan rekrutmen
pada tiga kelompok ke dua yaitu kelompok
kepentingan. Dahrendorf menggambarkan kedua kelompok:
Mode
perilaku bersama menjadi ciri dari kelompok kepentingan yang direkrut dari
kelompok semu yang lebih besar. Kelompok kepentingan adalah kelompok menurut
pengertian sosiologi; dan mereka adalah agen sesungguhnya dari konflik
kelompok. Mereka memiliki struktur, bentuk organisasi, program atau tujuan, dan
personel anggota.
(Dahrendorf, 1959: 180)
Aspek akhir konflik Dahrendorf adalah hubungan
konflik dengan perubahan. Dalam hal ini Dahrendorf mengakui arti penting karya
Lewis Coser, yang memusatkan perhatiannya pada fungsi konflik dalam memelihara
status quo. Namun, Dahrendarf merasa bahwa fungsi konservatif dari konflik
hanyalah satu bagian dari realitas sosial; dengan kata lain, konflik juga
mengalami perubahan dan perkembangan.
Secara ringkas, Dahrendorf menyatakan bahwa sekali
kelompok-kelompok konflik muncul, mereka terlibat dalam tindakan-tindakan yang
memicu perubahan dalam struktur sosial.[1]
[1]
George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, Dari Teori Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, 2014, hlm. 284-285
Tidak ada komentar:
Posting Komentar