Kamis, 22 Desember 2016

Asal Mula Perilaku Menyimpang pada Remaja



Menurut Jansen, dalam kenyataan banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja maupun kelainan perilaku remaja pada umumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa faktor penyebab yang sesungguhnya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Teori-teori asal mula kelainan perilaku remaja dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu teori psikogenik dan teori biogenik. Teori psikogenik menyatakan bahwa kelainan perilaku disebabkan oleh faktor-faktor di dalam jiwa remaja itu sendiri. Sementara itu, teori biogenik menyatakan bahwa kelainan perilaku disebabkan oleh kelainan fisik atau genetik (bakat) (Jensen, 1985: 421).
            Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku anak dan remaja dikemukakan pula oleh orang-orang lain, seperti antara lain oleh Philip Graham. Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga membagi faktor-faktor penyebab itu ke dalam dua golongan (Graham, 1983), yaitu:
1.      Faktor Lingkungan
a.       malnutrisi (kekurangan gizi);
b.      kemiskinan di kota-kota besar;
c.       gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan lain-lain);
d.      migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain-lain);
e.       faktor sekolah (kesalahan mendidik, factor kurikulum, dan lain-lain);
f.       keluarga yang bercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan lain-lain);
g.      Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga:
1.)    kematian orang tua;
2.)    orang tua sakit berat atau cacat;
3.)    hubungan antaranggota keluarga tidak harmonis;
4.)    orang tua sakit jiwa;
5.)    kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat dan lain-lain).
2.      Faktor pribadi:
a.       faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain);
b.      cacat tubuh;
c.       ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.
Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik. Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.
Seorang remaja sangat mudah terpengaruh oleh masyarakat dan mudah mengaplikasikan di kehidupannya sebagai contoh di sekolah menengah pertama, merokok sudah dimulai dan menyebar di berbagai kegiatan sosial mereka. Remaja merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok sebaya daripada norma-norma orang dewasa atau lembaga. Mereka ingin dianggap hampir dewasa, bukan anak-anak lagi.
            Remaja sekarang, baik anak laki-laki maupun perempuan tidak sedikit yang menganggap hal-hal simbolik dalam bentuk perilaku menyimpang atau kenakalan remaja sebagai prestise. Bahkan fenomena itu sekarang dimulai lebih awal, yaitu di akhir sekolah dasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar