Senin, 26 Desember 2016

Objek Aksiologis



Aksiologis memuat pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-nilai tinggi dari Tuhan.Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan (estetika). Aksiologis ini juga mengandung pengertian lebih luas dari pada etika atau higher values of life (nilai-nilai kehidupan yang bertaraf tinggi).
Filsafat ilmu juga menyibukan diri dengan berbagai masalah yang datang dari konsep-konsep khusus dalam statistik, pengukuran, teologi, misalnya penjelasan peristiwa-peristiwa dipandang dari tujuannya atau kesudahannya, penjelasan sebab-musabab, hubungan antara ilmu-ilmu yang berbeda, keadaan di mana satu ilmu berkurang untuk ilmu lain, dan konsep-konsep spesifik mengenai ilmu-ilmu satu per satu.
Dilihat dari jenisnya, paling tiddak terdapat dua bagian umum dari aksiologi dalam membangun filsafat ilmu ini, yaitu meliputi etika dan estetika.
1.      Etika
Etika disebut sebagai kajian tentang hakikat moral dan keputusan (kegiatan menilai).Etika merupakan standar prinsip atau standar prilaku manusia, yang kadang-kadang disebut dengan “moral”.(Conny R. Semiawan).
Ditinjau secara filosofis, sangat sukar mengatakan semua itu sebagai hal yang objektif, sebab boleh dikatakan segala sesuatau boleh dikatakan mengenai hampir semua keberadaan di alam ini adalah hasil kesepakatan, yang dipelopori oleh individu-individu atau kelompok-kelompok yang dipandang memiliki otoritas dalam suatu bidang, yang kemudian diikuti oleh masyarakat luas. Meskipun demikian dapat disimpulkan bahwa sifat ilmu pengetahuan pada umumnya universal, dapat dikomunikasikan dan progresif.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain. Objek formal etika meliputi norma-norma kesusilaan manusia, dan mempelajari tingkah laku manusia baik buruknya.Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.


2.      Estetika
Estetika mempelajari tentang hakikat keindahan di dalam seni.Estetika merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hekikat indah dan buruk. Estetika membantu mengarahkan dalam membentuk suatu persepsi yang baik dari suatu pengetahuan ilmiah agar ia dapat dengan mudah dipahami oleh khalayak luas. Estetika juga berkaitan dengan kualitas dan pembentukan mode-mode yang esteris dari suatu pengetahuan ilmiah tersebut.
A. Universal
Universal berarti berlaku umum.Salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh ilmu atau pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu harus berlaku umum, lintas ruang dan waktu, paling sedikit di bumi ini. Ini juga dapat berarati hukum-huum fisika yang berlaku di Indonesia juga berlaku di Amerika Serikat, baik sekarang maupu seratus tahun yang lalu, dengan beberapa catatan, misalnya kondisi-kondisi yang rekevan di tempat-tempat dan di waktu-waktu yang dibandingkan itu sama.
B. Dapat Dikomunikasikan (communicable)
Maksudnya, apabila bahsa tidak merupakan kendala, pengetahuan itu bukan saja dimengerti sebatas artinya, tetapi juga maknanya. Jadi, memberikan pengetahuan baru kepada orang lain dengan tingkat kepercayaan cukup besar. Terpenuhinya dengan baik sifat intersubjektif suatu pengetahuan sangat membantu menjadi communicable.
C. Progresif
Progresif dapat diartikan sebagai adanya kemajuan, perkembangan, atau peningkatan.Sifat ini merupakan salah satu tuntutan modern untuk ilmu.Sifat ini sangat didorong oleh ciri-ciri penalaran filosofis, yaitu skeptis, menyeluruh (holistic, comprehensive).Mendasar (radical), kritis, dan analitis yang menyatu dalam semua imajinasi dan penalaran ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar