Senin, 26 Desember 2016

Mata Pelajaran Terorisme: Kompetensi: Pikiran, Kehendak, dan Tindakan



Kejiwaan manusia menurut Arendt terbagi menjadi tiga, yakni (1) pikiran, (2) kehendak, dan (3) tindakan. Alur pikirnya, terorisme diturunkan dari sebuah faham yang diyakini kebenarannya oleh pribadi atau kelompok tertentu yang terdapat di dalam masyarakat. Sebagai sebuah faham tentang kebenaran, terorisme memiliki perangkat epistemologis untuk membangun konsepsi agar fakta-fakta tersusun mengikuti pola tertentu yang disebut dengan ilmu pengetahuan yang sahih.
Wacana terorisme dapat ditelusuri dari penyusunan konsepsi keilmuan, penyusunan rencana, dan tindakan terror di lapangan.
Hasil penelitian dari Petrus Reinhard Golose berjudul Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach dan Menyentuh Akar Rumput (2010.) merumuskan tantangan terorisme di Indonesia:
1.      Upaya pemberantasan terorisme berhadapan dengan keyakinan dan ideologi.
2.      Radikalisasi yang berjalan secara sistematis dan terorganisir di dalam masyarakat.
3.      Kemampuan organisasi terorisme bermetamorfosis.
4.      Penanganan terorisme yang semata-mata dititikberatkan pada hukuman pidana (Golose, 2010:46).
Ada dua cara yang digunakan untuk menangkal terorisme, yakni deradikalisasi dan deideologisasi.
Deradikalisasi adalah upaya menurunkan ekstremitas pemikiran yang biasa diistilahkan dengan kontra-radikalisasi. Menurut Golose, “counter radicalization adalah program kebijakan yang ditujukan kepada pelaku dan napi terorisme, dengan cara memberikan paket-paket bantuan sosial, hukum, politik, pendidikan, dan ekonomi.
Deideologi, yakni upaya menurunkan keyakinan akan kebenaran terorisme. Deideologisasi diidentifikasi sebagai “suatu upaya untuk menghentikan proses pemahaman dan penyebaran ideologi Islam radikal yang dimiliki oleh sekelompok teroris” (2010:85).
Lawan dari pemikiran ideologi adalah pemikiran relativisme. Epistemologi ideologi didasarkan idealism sedangkan relativisme pada skeptisisme. Jadi maksud deideologisasi adalah menurunkan unsur idealism menuju relativisme.


Sumber: Saifur Rohman,Agus Wibowo.2016. Filsafat Pendidikan Masa Depan.Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar