Senin, 26 Desember 2016

Rasionalitas Immanuel Kant



Di dalam sistem epistemologi manusia, Immanuel Kant menjelaskan tentang sumber-sumber pengetahuan yang dijelaskan dari dua aspek, yakni a priori dan a posteriori.  Pengetahuan apriori diperoleh “dengan sendirinya” oleh manusia yang memiliki potensi mencapai kekuatan-kekuatan transcendental. Potensi itu diperoleh melalui kognisi setiap orang.
Sementara itu, pengetahuan apostreriori merupakan pengetahuan yang dicapai melalui intuisi terhadap dunia luar. Pengenalan terhadap ruang-waktu sebagai bagian yang niscaya ketika kesadaran terbangun merupakan pengalaman yang bersifat aposteriori.
Pengetahuan yang hendak dibangun oleh Kant adalah sebuah bangunan yang didasarkan pada kekuatan rasio. Dia meyakini adanya sebuah nalar murni karena nalar murni adalah nalar yang bersifat niscaya dan alamiah. Bagi Kant, ketika konsepsi itu disusun, maka susunan itu didasari oleh nalar. Melalui nalar, sebuah konsep bisa dipahami.
Itulah kenapa, pembedaan antara a priori dan aposteriori itu merupakan pembedaan pengetahuan rasional yang didasari oleh konsep-konsep yang dilahirkan oleh nalar murni. Konsepsi yang dinamakan dengan pengetahuan itu menurut Kant dibagi menjadi dua, yakni kognisi dan intuisi. Kognisi merupakan perangkat yang bekerja secara konsisten dalam pola-pola tertentu. Sementara itu, intuisi adalah perangkat yang secara simultan menghasilkan data-data tentang dunia luar. Ruang dan waktu merupakan hasil intuisi subjektif yang hanya bisa dikenali ketika intuisi bekerja. 



Sumber: Saifur Rohman,Agus Wibowo.2016. Filsafat Pendidikan Masa Depan.Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar