Senin, 26 Desember 2016

Teori-Teori Geografi



1        Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus
teori Malthus tentang ledakan penduduk ditulis dalam bukunya An Essay on the Principles of Population (1798). Dalm teorinya tersebut, Malthus mengemukakan pendapat sebagai berikut
a.    Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kencenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat dari persediaan makanan.
b.   Pertambhan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipat gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana- sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut deret hitung atau deret tambah.
c.    Melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya kelaparan, dan becanda alam, jumlah penduduk memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak cukup untuk ,eingkatkan kehidupan masyarakat sampai diatas batas minimum.

2.      Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth Huntington
Inti teori – teorinya terdapat dalam tiga buku, yakni The Pulse of Asia (1907); Palestine and its Tranformation (1911), dan Civilization and Climate (1915), yang secara garis besar pokok – pokok pikirannya sebagai berikut.
a.       Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya pada zaman kuno, sekarang ini kondisi dari daerah – daerah tersebut mengerikan, pada awal abad ke- 20 diperkirana terjadinya kemerosotan peradaban yang disebabkan oleh perubahan iklim.
b.      Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai dengan posisinya dahulu sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih lembap dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus menrus dan progresif.
c.       Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar dari fenomena – fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam pulsasiritmik, dengan periode – periode dari udara kering dan basah.
d.      Begitupun cerita pengembaraan bangsa ibrani (Yahudi) dalam kitab suci berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa kebahasan. Ekspansi kerajaan Moghul dan ekspansi kerajaan Barbar Mongol sampai ke Eropa adalah akibat dari mengeringnya tempat tinggal asli dari kaum penyerbu.
e.       Prorses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu, umum ya dari Timur ke Barat. Inilah yang menjelaskan pergantiaan pusat – pusat peradaban besar dari Babilonia, dari Mesir ke Yunani, dan Yunani ke Roma dari Roma ke Prancis dari Prancis ke Inggris dari Inggris ke Amerika Serikat. 

3.      Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von Thunen
Johann Heinrich vo Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh seluruh Negara, sedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok bahan mentah di kota.
a.       Lahan Pertama berada di dekat pusat kota (pasar), akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan intensif bagi tanaman yang hasilnya cepat rusak, memakan tempat, dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.
b.      Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami, mengingat pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar memiliki sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus ditempakan dekat dari pusat kota.
c.       Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau padi-padian.
d.      Lahan keempat berupa daerah pengembalaan ternak.
e.       Lahan kelima adalah lahan three field system yang merupakan daerah ilalang, dan daerah tandus.
f.       Lahan keenam merupakan daerah perburuan.
g.       untuk memudahkan efisiensi transportasi, di perlukan sungai yang membelah kota. Hal itu ternyta dapat menghemat 1/6 transportasi darat sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.
h.      Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan sama biaya transport darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya sungai.

geografi.jpg








Gambar Tata Guna Lahan Menurut Johann Heinrich von Thunen

4.      Teori daya sentrifugal dan sentrifetal Charles o. Colby
Colby menguraikan bahwa proses berekspansinya kota yang makin meluas dan berubahnya truktur tata guna lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya daya sentrifugal dan sentrifetal pada beberapa kota. Daya sentrifugal mendorong penduduk dan usaha lainnya untuk bergerak keluar sehingga terjadi dispessi kegiatan manusia dan relokasi sektor – sektor serta zona – zona kota. Sedanhkan daya sentrifetal mendorong penduduk dan berbagai usaha – usahanya bergerak kedalam kota sehingga menimbulkan pemusatan (konsentrasi) aktivitas masyarakat.

5.      Teori kota konsentris Burgess
Teori konsentrasi tersebut dimuat dalam tulisannya yang berjudul The Geography of City. Inti kota konsentris tersebut sebagai berikut.
a.    Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat atau inti sehingga muncul zona – zona baru sebagai perluasannya.
b.      Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang atau melingkar.
c.       Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis District (CBD) sebagai pusat atau jantung kehidupan perdagangan, perekonomian, dan kemasyarakatan. Zona Kedua sebagai terdapat Zona Peralihan (transtitional zone) yang merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno. Zona Ketiga sebagai kawasan perumahan para buruh yang kebanyakan adalah kaum imigran. Zona keempat, penghuniannya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak senitasi lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima merupakan commuters zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas dan mewah serta berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang kaya.

6.   Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes
 Dengan system keluarga patriarkat yang menghasilkan otorianisme dalam bukunya geographie humanie (1925). Adapun isi pokok teori tersebut sebagai berikut.
a.       stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam , tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif. Oase-oase irigasi dibangun hanya bibir-bibir gunung dibangun, di mana tanaman dapat tumbuh dan berkembang.
b.      Tanah secara alamiah sangat sesuai dengan jenis pastoral (patroralart) untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.
c.       Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling untuk mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber air untuk jarak yang jauh, mereka memperoleh rasa gerakan taktis dan strategi yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang dan menguasai para tetangga mereka.
d.      Beberapa dari penakluk yang paling besar dan paling berani dalam sejarah, muncul dari stepa – stepa jengis khan, timurleng, dan khubilai khan.
e.       Kualitas dan kemampuanyang menjadi alas an bagi kekuasaannya diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugrahkan kepada pastoral, dan dari subordinasi pada lingkungannya.
f.       Kelompok pengembala ini bukan massa petani – petani kelompok kecil yang mengerumungi seluruh Asia Selatan dan Asia Timur yang memimpin dunia. Selam berabad – abad, mereka menguasai India, sedangkan Cina berada dibawah kekuasaan orang- orang Mongol, yaitu kaum Nomad para pengembala Asia yang perkasa (herdman).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar