1. Geografi
Ekonomi (Economic Geography)
Menguraikan
tentang produksi, distribusi, pertukaran atau perdagangan, serta konsumsi atas
berbagai barang dan jasa yang dilakukan pada tempat-tempat yang saling
berjauhan.
2. Geografi
Politik (Political Geography)
Dalam
sejarahnya, sejak awal terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan
pengetahuan yang koheren pada akhir abada ke-19, subdisiplin ini telah
mengalami empat fase perkembangan utama, yakni lingkungan, fungsional, analisis
wilayah, dan pluralistic (Taylor, 2000: 784).
3. Geografi
Urban (Urban Geography)
Berkaitan
dengan sifat-sifat tata ruang kota kecil dan besar, dan berbagai cara yang
memengaruhi atau dipengaruhi oleh proses fisik, demografi, ekonomi, sosial,
budaya, dan politik (Knox, 2000: 1112-1114). Sebagaimana aspek-aspek lain dalam
geografi manusia, geografi perkotaan berkaitan dengan variabilitas local dalam
suatu konteks umum (Johnston, 1986). Artinya, geografi jenis ini terkait dengan
pemahaman terhadap berbagai keistimewaan kota dan segala keteraturan yang ada
dalam kota dan antarkota dalam kerangka hubungan spasial antarpenghuni dan
lingkungan mereka.
4. Geografi
Sejarah (Historical Geography)
Istilah
ini biasa dipakai berkenaan dengan sejarah eksplorasi dan penemuan, pembuatan
peta dunia, dan perubahan batas-batas politik dan administrasi.
Sesuai dengan pernyataan Darby dalam
bukunya Historical Geography (1962)
yang berusaha sejarah.
a.
Mengenai
keadaan geografi masa lalu, terutama perbandingan keadaan geografi suatu daerah
secara horizontal di masa lalu.
b.
Perubahan
lansekap, terutama tema-tema transformasi lansekap yang bersikap vertikal.
c.
Masa
lalu yang dijelaskan dari keadaan geografinya di masa sekarang.
d.
Sejarah
yang bersifat geografis, terutama penyelidikan mengenai pengaruh
kondisi-kondisi geografis (keadaan lingkungan dan lokasi) terhadap jalannya
sejarah.
5. Geografi
Populasi (Population Geography)
Menurut
Woods (2000: 803), bagian geografi dapat dibedakan tentang karya para ahli
geografi yang terfokus pada penyebaran populasi, dengan karya yang berusaha
memahami factor-faktor yang memengaruhi variasi dalam penyebara tersebut. Dalam
pendekatan ini, cenderung terfokus pada variasi dalam hal fertilitas dan
mortalitas sehingga istilah demografi
ruang pun tercipta, bersandar pada korelasi ekologis, dan diasosiasikan dengan
usaha-usaha untuk meniru atau memperkirakan perubahan-perubahan dalam
distribusi ruang populasi dengan menggunakan ketiga komponennya, yakni migrasi,
mortalitas, dan fertilitas.
6. Geografi
Sosial (Sosial Geography)
Merupakan
sebuah subdisiplin dari geografi sebagai sebuah subjek yang mengaitkan
ilmu-ilmu social dengan ilmu-ilmu alamiah, serta meliputi topic-topik mulai
dari tektonik sampai psikoanalisis (Smith, 2000: 981). Dalam geografi social
menyetarakan keseluruhan dengan geografi manusia, yaitu dengan kekuatan
ilmu-ilmu social dari disiplin ilmu tersebut dalam hubungan manusia
(masyarakat) dengan alam.
7. Sistem
Informasi Geografi (Geographical
Information System)
Adalah
sistem computer yang terintergrasi, digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menambah, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi
mengenai masalah geografis (Unwin, 2000: 402). Walaupun definisi tersebut lebih
menekankan perangkat lunaknya, pada setiap system informasi geografis harus
menyertakan data, perakngkat keras, dan personil pelaksananya. System informasi
geografis ini dikembangkan oleh para ahli geografi sejak tahun 1960-an ketika
biaya pengadaan computer menurun tajam dan perangkat computer sudah menjadi hal
yang umum.
System informasi geografis ini memiliki
kemampuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan intrinsic, seperti berapa banyak
orang yang tinggal dalam radius 1 km dari sini? Jika system informasi geografis
ini sekedar peta-peta dalam computer maka pertanyaan semacam ini tidak akan
terjawab. System informasi geografis ini memiliki database yang dapat menguraikan atau membuat model atas berbagai
aspek geografis dalam dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar