Senin, 26 Desember 2016

Materi Apa yang Diperlukan Dalam Peubahan Global?



Tujuan bidang studi IPS tidak berfokus pada penguasaan materi IPS semata melainkan menitikberatkan pada penguasaan kecakapan proses yang dapat diunjukkerjakan dalam bentuk verbal (verbal performance), sikap (attitudinal performance), dan perbuatan (physical performance), atau adanya integrasi antara afektif, kognitif dan motorik. (Suderadjat, 2003:47).
            Materi IPS yang dibelajar mengajarkan haruslah memiliki kualitas untuk dapat bersaing secara internasional, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi di era perdagangan bebas, terutama AFTA dan APEC. Karena, dapat dikembangkan kompetensi, dalam hal ini (PIPS), dikembangkan kompetensi sosial, yang dapat mempersiapkan peserta didik untuk mampu hidup dengan berbagai keterampilan dan kecakapan (life skills), sehingga mampu bersaing dan menang dalam persaingan global, tanpa harus kehilangan jati diri, dan lepas dari nilai-nilai dan budaya bangsanya.
            Perlunya Pendidikan IPS yang berkualitas internasional, seperti yang dikatakan oleh Alvin Tofler “kita harus berfikir global, dan bertindak lokal”. Globalisasi merambah ke semua penjuru dunia, dan oleh karena itu tidak dapat kita bendung, dan kita harus masuk, ikut serta di dalamnya bertarung untuk menjadi pemenang (winner). Pasar bebas seperti AFTA, APEC, pasti datang karena kita harus mempersiapkan para peserta didik agar dapat menjadi pemenang dalam persaingan tersebut, sehingga dapat menjadi tuan di negara sendiri. Bukan menjadi penonton di rumah sendiri sebagai pihak yang kalah (loser). Oleh karena itu Pendidikan IPS juga harus mempersiapkan kompetensi sosial bagi para peserta didiknya.
            Materi Pendidikan IPS yang berwawasan global tersebut, diantarantaranya adalah:
a.       Tentang Kesadaran diri; sebagai makhluk Tuhan, eksistensi, potensi dan jati diri sebagai warga dari sebuah bangsa yang berbudaya dan bermartabat sederajat dengan bangsa lain di dunia (tidak lebih rendah dari bangsa lain).
b.      Tentang kecakapan berfikir seperti kecakapan; berfikir kritis, menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
c.       Tentang kecakapan akademik tentang ilimu-ilmu sosial, seperti kemampuan memahami fakta, konsep dan generalisasi tentang system sosial budaya, lingkungan hidup, perilaku ekonomi dan kesejahteraan, serta tentang waktu dan keberlanjutan perubahan yang terjadi di dunia.
d.      Mengembangkan social skills, dengan maksud supaya pada masa datang kita kita tidak hanya menjadi objek penguasaan globalisasi belaka. Keterampilan sosial yang perlu dimiliki oleh peserta didik menurut Marsh Colin dalam Nana Supriatna (2002:15) adalah; keterampilan memperoleh informasi, berkomunikasi, pengendalian diri, bekerja sama, menggunakan angka, memecahkan masalah, serta keterampilan dalam membuat keputusan.
Sedangkan keterampilan sosial yang telah dikembangkan oleh NCSS (1984:249) adalah “keterampilan dalam memperoleh informasi, (keterampilan membaca, keterampilan belajar, mencari informasi, dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat teknologi), keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sosial serta partisipasi dalam masyarakat (keterampilan diri yang sesuai dengan kemampuan dan bakat, bekerja sama, berpartisipasi dalam masyarakat)”.
Keterampilan sosial seperti ini nampaknya relevan untuk dikembangkan dalam kurikulum Pendidikan IPS di Indonesia, agar kelak para peserta didik dapat hidup sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia yang dapat berperan dalam masyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar