Senin, 26 Desember 2016

Posmodernisasi Pendidikan



Kata “post” berarti setelah sedangkan “modern” artinya setelah. Kata “modern” itu sendiri mengacu pada keadaan setelah pencerahan. Jadi urutannya dalam waktu linear, setelah masa kegelapan di Eropa (The Dark Middle Age), Abad Pertengahan (1500-an), kemudian disusul dengan pasca Pencerahan (1600-an) yang ditandai dengan Abad Reformasi di Jerman. Masa-masa perubahan itu kemudian menandai adanya gerbang masa modern uang pada abad ke-17 dan dikukuhkan dengan adanya revolusi Prancis (1789). Setelah masa modern, lahirlah masa postmodern, yakni sebuah masa yang kita alami sekarang ini.
Madzab Frankfurt di Jerman berpandangan bahwasanya konsep postmodern merupakan perpanjangan tangan dari konsep modern. Dalam bahasa juru bicaranya, Jurgen Habermas dikatakan bahwa postmodern merupakan “proyek yang belum selesai”. Artinya, konsep-konsep yang menjadi cirri khas modern masih tetap dipergunakan, yakni akal sehat (Rene Decartes), industrialisasi (Karl Marx), positivisme dalam ilmu-ilmu sosial (Auguste Comte).
Sebaliknya, tokoh Prancis yang bernama Jean-Francois Lyotard berpandangan bahwa konsep postmodern merupakan penolakan terhadap konsep modern. Hal-hal yang ditolak adalah nilai-nilai modern yang membuat manusia terjerembab ke dalam kemiskinan, eksploitasi, kesenjangan, dan dominasi. Karena itu, dia mengembangkan gagasan-gagasan yang menekankan pada semangat perlawanan terhadap nilai-nilai modern, nilai modern yang di atas itu disebut dengan grand narrative. Sementara itu, nilai postmodern mengangkat narasi-narasi kecil dengan semangat toleransi.
Istilah yang diperkenalkan oleh Michel Foulcault yang melihat konsep-konsep modern sebagai konsep karena justru menyembunyikan kenyataan-kenyataan mendasar. Kenyataan itulah yang justru menentukan konsep-konsep selanjutnya. Pembongkaran melalui metode arkeologis ini akan diperoleh peristiwa seakan-akan tidak memiliki kaitan dengan konsep modern. Peristiwa yang seakan-akan tidak memiliki kaitan itu disebut dengan diskontinuitas. Justru dari peristiwa yang diskontinu inilah sebuah konsep modern dibangun. Karena itu, konsep postmodern tidak berawal dari kontinuitas, tetapi sebaliknya, barasal dari diskontinuitas.
Konsep filsafat yang berkembang di masa yang akan dating tidak melepaskan dari model-model konsep yang sudah ada sebelumnya. Dan simpulan sementara yang dimaksud adalah kebenaran yang menjadi ciri khas masa postmodern itu.



Sumber: RohmanSaifur,WibowoAgus.2016.Filsafat Pendidikan Masa Depan.Pustaka Pelajar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar