Senin, 26 Desember 2016

Relativisme dalam Pendidikan



Relativisme ini merupakan hasil dari perjuangan kaum posmodernis yang berusaha memberontak tatanan yang sudah mapan. Situasi di era post modern digambarkan sebagai sebuah penolakan terhadap paradigm-paradigma besar, lama, kokoh, dan tak tersentuh. Posmodernisme acapkali menolak apa pun yang selama ini tidak bisa ditolak sekalipun. Hasil dari ideologi besar ini adalah pendidikan yang mengacu pada konteks yang tumbuh di sekitarnya. Contoh:
-          Sekolah komunitas. Pendidikan postmodern yang mengutamakan sistem sosial sebagai penyokong kehadiran sekolah.
-          Kurikulum multikultural. Kurikulum ini mengacu pada ideologi tentang pentingnya toleransi, penghargaan terhadap orang lain, serta praktik-praktik sosial yang berdasarkan pada upaya membangun kemanusiaan melalui toleransi.
Era postmodern itu juga tidak serta merta menjadikan masyarakat mangikuti segala nilai yang ada di dalamnya. Ada dua respons penting yang perlu diperhatikan. Respon itu sangat berpengaruh terhadap model pendidikan di dunia. Dua hal itu adalah sebagai berikut:
1.      Fundamentalisme religius. Fundamentalisme religius adalah perspektif yang melihat segala sesuatu berdasarkan perspektif agama. Kebenaran yang dipraktikkan oleh masyarakat haruslah mengacu pada fiqih yang bermaktub di dalam kitab suci. Contoh komunitas religius yang menolak adanya “ilmu dunia”.
2.      Fundamentalisme rasional. Kurikulum yang berbasis kompetensi adalah realisasi fundamentalisme rasional. Bahwa segala-galanya harus diukur dari kemampuan mempraktikkan kognitif dalam bentuk keterampilan-keterampilan yang bisa diukur. Contoh: sekolah yang mendasarkan diri sebagai Sekolah Bertaraf Internasional.



Sumber: Saifur Rohman,Agus Wibowo.2016. Filsafat Pendidikan Masa Depan.Pustaka Pelajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar