Sejumlah sistem pendidikan di Indonesia, baik di
pendidikan tinggi, menengah, dan dasar berusaha menempuh sebuah jalan ketiga
yang mengatasi segala bentuk fundamentalisme yang terdapat dalam era
postmodern. Pada satu sisi , mereka mendisiplinkan peserta didik dalam
perilaku-perilaku religius tertentu adalah upaya internalisasi nilai-nilai
agama di dalam tindakan sehari-harinya. Adapun pada sisi lain, mereka harus
mampu mencapai kompetensi rasionalitas tertentu. Mereka mempraktikkan cium
tangan pada guru sebelum pelajaran model Barat dimulai. Contoh: sekolah-sekolah
swasta yang selama ini menjamur dan dianggap sebagai penggabungan iman dan ilmu
pengetahuan.
Pada masa depan, seorang peserta didik akan
memberikan jawaban setiap mata pelajaran berdasarkan perspektifnya sendiri
karena pendidikan di sekolah didasarkan pada pendidikan individu yang memiliki
kebebasan berpikir. Di sekolah, dia mendapatkan materi-materi yang tidak pernah
diperoleh sebelumnya, seperti:
1. Mata
Pelajaran Kewarganegaraan ASEAN
2. Mata
Pelajaran Budi Pekerti, Antiterorisme, Antikorupsi
3. Mata
Pelajaran Toleransi dan Multikulturalisme
4. Mata
Pelajaran Pemikiran Kritis
Sementara kebijakan pendidikan yang berpihak pada
masa depan haruslah diwali dari rangkaian fondasi yang kokoh secara filosofis.
Kebijakan pendidikan akan dijumpai pemahaman sebagai berikut:
1. Pendidikan
sebagai alih-ideologi.
2. Pendidikan
pascakolonial.
3. Pendidikan
revolusi mental.
4. Pendidikan
berbasis spiritualitas.
Sumber: Saifur Rohman,Agus Wibowo.2016.
Filsafat
Pendidikan Masa Depan.Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar