Pada masa lampau
kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari belum dapat dirasakan.
Ilmu sama sekali tidak memberikan pengaruhnya terhadap manusia. Ungkapan
Aristoteles tentang ilmu “umat manusia menjamin urusannya untuk hidup
sehari-hari, barulah ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”. (Van
Melsen, 1987)
Dewasa ini ilmu
menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia
sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu penegtahuan. Kebutuhan manusia yang
paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan pangan,
sandang dan papan, sangat tergantung dengan ilmu, meski yang paling sederhana
pun. Maka kegiatan ilmiah dewasa ini berdasarkan pada dua keyakinan berikut.
1. Segala
sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah, bukan saja untuk
mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk menguasainya lebih
mendalam menurut segala aspeknya.
2. Semua
aspek realitas membutuhkan juga penyelidikan primer, seperti air, makanan,
udara, cahaya, kehangatan, dan tempat tinggal tidak akan cukup tanpa
penyelidikan itu. (Van Melsen, 1987)
Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini
mengalami fungsi yang berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali
dalam kehidupan praktis menjadi “tempat tergantung” kehidupan manusia.
Penemuan-penemuan secara empiris memberikan kemungkinan baru, yang ternyata ada
gunanya dalam praktis. Ilmu yang semula rasional-empiris menjadi rasional-eksperimental.
Dengan demikian, ilmu mempunyai akibat yakni berguna dalam kehidupan
masyarakat.
Drs. Surajino, Filsafat Ilmu Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, 2007, PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar