Objek kajian telaah ontology adalah semua
yang ada, yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada
universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan metafisika dan ada sesudah
kematian maupun sumber segala yang ada, yaitu Tuhan yang maha esa, pencipta dan
pengatur serta penentu alam semesta.
Objek formal ontology adalah seluruh
realitas. Bagi pendekatan kualitatif, kualitas tampil dalam kuantitas atau
jumlah, telaahnya akan menjadi telaah monism, paralelisme, atau pluralism. Bagi
pendekatan kualitatif realitas akan tampil menjadi aliran materialism,
idea-lisme, naturalism, atau hilomorphisme.
A. Metode dalam Ontologi
Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkat
abstraksi dalam ontology, yaitu abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan
abstraksi metafisik.Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu
objek; abstraksi bentuk mendeskripsikan metafisik mengenai prinsip umum yang
menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontology
adalah abstraksi metafisik. Metode pembuktian dalam ontology oleh Lorens Bagus
dibedakan menjadi dua, yaitu: pembuktian apriori dan pembuktian a posteriori.
B. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang
membicarakan sesuatu yang bersifat ‘keluarbiasaan’ (beyond nature), yang berada
diluar pengalaman manusia (immediate
experience).Metafisika mengkaji sesuatu yang berada diluar hal-hal yang
biasa yang berlaku pada umumnya (keluarbiasaan), atau hal-hal yang tidak alami,
serta hal-hal yang berada diluar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia. (Asmoro Achmadi, 2005: 14)
Singkatnya, metafisika adalah cabang ilmu
filsafat yang membicarakan hal-hal yang berada dibelakang gejala-gejala yang
nyata.Jika ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh metafisika juga ilmu
yang memikirkan hakikat di balik alam nyata.Metafisika membicarakan hakikat
dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat
diserap oleh pancaindra.
Manusia berpendapat bahwa di alam ini
terdapat wujud-wujud supranatural (bersifat gaib) yang mana wujud-wujud
tersebut lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata. Animism
(roh-roh bersifat gaib yang terdapat pada benda, seperti batu, pohon) merupakan
contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supranaturalisme.Lalu ada paham naturalisme
yang menolak secara keras paham supranaturalisme, paham naturalisme berpendapat
bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib,
melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.
C. Asumsi
Asumsi merupakan pendapat yang telah didukung
oleh beberapa teori dan fakta yang dapat dibuktikan secara rasional.Yang
berkenaan dengan konsep-konsep, dan pengandaian-pengandaian.Dengan demikian,
filsafat ilmu erat kaitannya dengan pengkajian analisis konseptual dan bahasa yang
digunakannya, dan juga dengan perluasan serta penyusunan yang lebih ajeg dan
lebih tepat untuk memperoleh pengetahuan.
Ini dikutip dari buku apa ya ? . Bisa di sertakan sumbernya ?
BalasHapus